nusakini.com - Semangat yang diperlihatkan enam Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani yang berada di Provinsi DKI Jakarta Ragunan, patut diapresiasi. Sebab, BPP yang berada pada Provinsi DKI Jakarta yang pada saat ini menarik rem darurat dengan memberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. 

Proses sosialisasi implementasi dan koneksi Agriculture War Room (AWR) yang dihadiri enam Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) diantaranya bpp kembangan, bpp cibubur, bpp ujung menteng, bpp sumenep, bpp ragunan, bpp sukapura kotajakut dan bpp bantargebang. 

Pelaksanaan tersebut, diselenggarakan oleh Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia sesuai arahan menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo mengingatkan penyuluh dari seluruh Indonesia untuk membantu petani menjaga produksi pertanian. Apalagi saat ini, penyuluh jadi ujung tombak untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi pertanian.

“Pertahankan produksi pertanian. Kalau tidak cukup, segera lapor. Kalau tidak lapor, kami anggap itu aman. Saya butuh kejujuran. Rakyat tidak boleh bersoal dengan pangan, apalagi sekarang kita dalam masa sulit,” kata Mentan Syahrul pada kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) yang berlangsung tiap pekan via AWR.

Mentan mengingatkan membangun pertanian bukan dari belakang meja, tapi ke lapangan. Setiap wilayah beda kondisi, kendala dan tantangannya, maka dari penyuluh diketahui permasalahan lapangan di sektor pertanian.

Dalam sosialisasi dan pemanfaatkan teknologi dan terkoneksi AWR, Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia menyatakan bahwa target transformasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) menjadi BPP Kostratani di bulan Agustus 2020 bertambah 1.000 unit. Total, sebanyak 3.000 BPP sudah harus bertransformasi menjadi BPP Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) hingga akhir Agustus 2020 dan harus sudah terkoneksi dengan Agriculture War Room (AWR) di Kementerian Pertanian.

Peran Kostratani sangat dibutuhkan, terutama untuk membantu para petani dalam meningkatkan produktivitas usaha taninya. Semua data pertanian yang dibutuhkan ada di Kostratani. Sehingga membutuhkan penggunaan arsitektur teknikal dan metode analitis yang inovatif untuk mendapatkan wawasan yang dapat memberikan nilai bisnis baru atau informasi yang bermakna.

BPP yang ada sekarang sebanyak 5.733 BPP tersebar di 34 provinsi. Dari jumlah tersebut sudah ditransformasi ke BPP Kostratani dan terkoneksi dengan Agriculture War Room sebanyak 3.622 BPP. Masih tersisa yang belum ditransformasi ke BPP Kostratani sebanyak 2.111 BPP. Sisa tersebut akan diselesaikan diakhir bulan September 2020. Sehingga bendera hijau akan berkibar di BPP Kostratani mulai 1 Oktober 2020.(drea)